Kolom Gus


Edit

Perawatan Menstruasi menurut Tinjauan Syariah

Indeks

  1. Pengertian Haid
  2. Nifas
  3. Masa Suci di Antara Haid dan Nifas
  4. Perbedaan antara Haid dan Nifas
  5. Metode Penyamarataan (qaul sahb)
  6. Metode Temuan (qaul laqth)
  7. Istihadloh (darah penyakit)
  8. Penggolongan Wanita yang Istihadloh
  9. Ketentuan Umum bagi orang yang Istihadloh
  10. Persyaratan Sebelum Shalat bagi Wanita Istihadloh
  11. Hal-Hal yang Haram dilakukan Wanita Haid

Pengertian Haid

Haid berasal dari bahasa arab yang berarti Mengalir. Haid menurut istilah adalah darah (yang sejenis watak/tabiat) yang keluar dari pangkal rahim seorang wanita yang sehat.

Rasulullah bersabda:

هَذَا شَيءٌ كَتَبَهُ اللهُ عَلَى بَنَاتِ آدَم

Haid adalah sesuatu yang ditaqdirkan Allah atas perempuan anak adam.

Masa Haid

  • Masa haid paling sedikit 24 jam/sehari semalam.
  • Masa haid maksimal 15 hari.
  • Masa haid kebiasaan umum para perempuan 6-7 hari dan malam.

Masa Suci

  • Masa suci Minimal 15 hari.
  • Masa suci Maksimal tidak terbatas.
  • Masa suci kebiasaan 23/24 hari dan malam
  • Setiap bulan biasanya seorang perempuan mengalami masa haid dan suci. Kalau haidnya 6 hari maka masa sucinya 24 hari. Kalau masa haidnya 7 hari maka masa sucinya 23 hari

Jadwal Masa Haid dan Suci

5 hari7 hari18 hari5 hari7 hari18 hari
SuciHaidSuciSuciHaidSuci
Bulan pertamaBulan Kedua

Keterangan:
18 Hari suci pada bulan pertama + 5 Hari suci pada bulan kedua = 23 Hari suci diantara 2 haid.

Masa awal Haid seorang perempuan

  • Umur minimal seseorang dihitung mengalami masa haid adalah kira-kira 9 tahun menurut penanggalan Hijriyah.
  • Ketika seorang perempuan mengeluarkan darah sebelum sampai umur 9 tahun Hijriyah, dengan rentang waktu yang tidak mencukupi masa haid dan suci maka darah tersebut disebut haid.

Terhitung Mengalami Haid

  • Rentang waktu yang mencukupi seseorang haid dan suci adalah batas minimal haid ditambah batas minimal suci. 24 jam ditambah 15 hari = 16 hari.
  • Rentang waktu yang tidak cukup untuk haid dan suci = kurang dari 16 hari.

Contoh:
Seorang perempuan akan mencapai umur 9 tahun pada tanggal 26 Muharram, sebelum mencapai tanggal 26 Muharram dia melihat darah.

Bila keluarnya darah sebelum tanggal 10 Muharram maka darah yang keluar disebut darah PENYAKIT.

Bila keluarnya darah sesudah tanggal 10 Muharram disebut darah HAID dan dia dihukumi BALIGH.

Permasalahan

Seorang perempuan mengeluarkan darah sejak 18 hari sebelum umur 9 tahun Hijriyah. Darah tersebut keluar hingga 5 hari/13 hari sebelum umur 9 tahun Hijriyah.

Hukum:
Darah yang keluar pada 2 hari pertama disebut darah PENYAKIT karena keluar 2 hari sebelum 16 hari dari umur 9 tahun (Hijriyah).

Darah yang keluar 3 hari terakhir disebut darah HAID karena keluar setelah 16 hari dari umur 9 tahun (Hijriyah).

16 hari sebelum 9 thUmur 9 th
penyakithaid
78911111111112222222
01234567890123456

Nifas

Nifas adalah darah yang keluar setelah melahirkan. Ketentuan darah yang keluar disebut nifas:

  • keluar setelah melahirkan
  • darah keluar sebelum selang waktu 15 hari setelah melahirkan
  • darah yang keluar tidak diselingi masa bersih 15 hari.
  • keluarnya darah tidak melebihi 60 hari.

Darah Selain Nifas

  • Darah Talqu/Wiladah: darah yang keluar bersamaan dengan keluarnya bayi.
  • Darah Fasad (penyakit): darah yang keluar di antara anak kembar yang dilahirkan.

Masa Nifas

  • Minimal Nifas: Sebentar
  • Kebiasaan Nifas: 40 Hari
  • Maksimal Nifas: 60 Hari

Masa Suci di Antara Haid dan Nifas

Darah Keluar sebelum Melahirkan

Tidak ada ketentuan keharusan adanya pemisah antara haid dan nifas. Darah yang keluar sebelum melahirkan secara syariat dikatagorikan HAID. Darah yang keluar sesudah melahirkan dikatagorikan NIFAS meski bersambung dengan darah sebelum melahirkan.

Darah Keluar Setelah Melahirkan

  1. Darah terputus, dan keluar lagi sebelum lewat 60 hari.
    1. Apabila masa terputusnya darah 15 hari atau lebih maka darah yang keluar setelah terputus disebut darah HAID.
    2. Apabila masa terputusnya darah kurang dari 15 hari maka tetap dikatagorikan darah NIFAS.
  2. Darah keluar setelah 60 hari
    1. Darah terputus setelah 60 hari meski terputusnya hanya sebentar, maka darah yang keluar lagi disebut darah HAID.
    2. Darah tidak terputus, tersambung dengan masa sebelum 60 hari, maka darah yang keluar setelah 60 hari disebut darah ISTIHADLOH/ PENYAKIT.

Skema Penjelasan

60 hari> 60 hari
Nifas 30 hariSuci ≥ 15 hariHaid
Nifas 30 hariBersih 10 hariNifas
Nifas 60 hariBersih sebentarHaid
Darah keluar 70 hari tanpa putus ➔ Darah penyakit

Perbedaan antara Haid dan Nifas

 HaidNifas
Minimal24 jamSebentar
Maksimal15 hari60 hari
Kebiasaan6-7 hari40 hari
Hukum baligh, Iddah dan kepastian bersih rahimTerkaitTidak terkait
Gugur shalatTerkait batas minimalTidak terkait batas minimal

Cara Menghitung Darah yang Terputus-putus

Metode Penyamarataan (qaul sahb)

Metode ini berdasar pendapat yang kuat. Menghitung masa bersih diantara masa haid dalam kurun waktu 15 hari sebagai bagian dari masa haid

Konsekwensi

Apabila pada masa bersih melakukan:

  1. shalat maka shalatnya tidak sah, tetapi tidak wajib mengqadla.
  2. puasa Ramadlan, maka puasanya menjadi tidak sah dan wajib mengqadla.

Skema Penjelas Metode Sahb

Hari123456789101112131415
Haid6 jamBersih8 jamBersih7 jamBersih8 jam

Kita hitung darah yang keluar selama 15 hari, apabila mencapai total 24 jam maka darah itu disebut haid. Apabila jumlah totalnya kurang dari 24 jam, maka disebut darah penyakit.

Dari jadwal di atas diketahui bahwa masa keluar darah: 6+8+7+8 = 29 jam berarti darah yang keluar dan masa bersih disebut haid.

Metode Temuan (qaul laqth)

Metode ini menghitung waktu di mana seorang perempuan keluar darah sebagai haid dan waktu di mana seorang perempuan bersih sebagai masa suci.

Istihadloh (darah penyakit)

Istihadloh adalah darah yang keluar pada hari-hari diluar atau melebihi masa haid dan nifas. Macam darah yang harus dapat dibedakan oleh orang yang istihadloh atau haid adalah:

  • Kehitaman
  • Merah
  • Merah kekuning-kuningan
  • Kuning
  • Keruh

Darah hitam=darah kuat. Merah=lemah bila dibanding darah hitam dan = darah kuat bila dibanding darah merah kekuningan. Merah kekuningan lebih kuat dibanding kuning. Kuning lebih kuat dibanding keruh. Semakin pekat warna darah yang keluar, semakin kuat pula darah yang dikeluarkan.

Syarat-syarat Membedakan Darah

  • Darah kuat tidak kurang dari batas minimal masa haid (24 jam).
  • Darah kuat tidak melebihi 15 hari dan malam.
  • Darah lemah tidak kurang dari batas minimal masa suci (15 hari).
  • Darah lemah keluar terus-menerus (bersambung/tidak terputus)

Penggolongan Wanita yang Istihadloh

  1. Mubtadiah Mumayyizah (pemula yang mampu membedakan)
    Belum pernah haid tetapi mampu membedakan/melihat darah kuat dan lemah.
  2. Mubtadiah Ghairu Mumayyizah (pemula yang tidak mampu membedakan)
    Belum pernah haid dan tidak mampu membedakan/tidak melihat darah kuat atau lemah.
  3. Mu’tadah Mumayyizah (pengalaman dan mampu membedakan darah)
    Sudah biasa haid dan suci dan mampu membedakan darah.
  4. Mu’tadah Ghairu Mumayyizah Dzakirah Li adatiha Qadran wa Waqtan.
    Pengalaman dan tidak mampu membedakan darah tetapi ingat kebiasaan dari masa haidnya dan waktu keluarnya darah
  5. Mu’tadah Ghairu Mumayyizah Nasiyat Li adatiha Qadran wa Waqtan.
    Pengalaman, tidak mampu membedakan darah, lupa kebiasaan dari masa haidnya dan waktu keluarnya darah.
  6. Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah Dzakirah Li adatiha Qadran La Waqtan.
    Pengalaman, tidak bisa membedakan macam darah, tetapi ingat kebiasaan masa haidnya saja tidak ingat waktunya.
  7. Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah Dzakirah Li adatiha Waqtan La Qadran
    Pengalaman, tidak bisa membedakan macam darah, tetapi ingat kebiasaan waktunya saja tidak ingat masa haidnya.
Mubtadiah Mumayyizah (pemula yang mampu membedakan)

Ketentuan Hukum: Darah Kuat diklasifikasikan Haid. Darah Lemah dianggap Penyakit/Istihadloh

Contoh:

Seorang perempuan mengaku pertama kali keluar darah 20 hari terus menerus, 3 hari diantaranya darah warna hitam, 17 hari darah warna merah. Maka 3 hari dihitung HAID, 17 hari ISTIHADLOH.

IstihadlohHaidIstihadloh
12345678911111111112
01234567890
Mubtadiah Ghairu Mumayyizah (pemula yang tidak mampu membedakan)

Termasuk kriteria ini pula, perempuan yang melihat darahnya keluar dengan satu warna dan perempuan yang tidak mengalami salah satu dari syarat pembeda darah.

Ketentuan Hukum:
Darah yang pertama kali keluar (1 hari-1 malam/24 jam) disebut haid, 29 hari sisanya disebut suci (darah yang keluar adalah istihadloh. Kalau tidak mengetahui awal keluarnya darah maka dia digolongkan mutahayyiroh (wanita yang bingung).

Mu’tadah Mumayyizah (pengalaman haid dan mampu membedakan macam-macam darah)

Ketentuan Hukum:
Cara menentukan darah haidnya dengan cara membedakan sifat darah meski hasilnya berbeda dengan kebiasaan masa haidnya.

Contoh

  • Bulan Maret: Haid selama 5 hari.
  • Bulan April: Keluar darah 25 hari.
    10 Hari darah warna hitam 15 Hari darah warna merah
1234567891111111111222222
0123456789012345

Kesimpulan:
Yang dihukumi haid pada bulan April adalah 10 hari pertama (karena darah yg keluar darah kuat)

Mu’tadah Ghairu Mumayyizah Dzakirah Li adatiha Qadran wa Waqtan

Pengalaman dan tidak mampu membedakan darah tetapi ingat kebiasaan dari masa haidnya dan waktu keluarnya darah.

Ketentuan Hukum:
Penghitungan haid dikembalikan pada kebiasaan.

Contoh:
Seorang perempuan haid pada bulan Juni selama 7 hari, pada bulan Juli keluar darah selama 17 hari. Perempuan ini tidak bisa membedakan warna darah/ hanya melihat darah dengan satu warna.

Ketentuan hukum:
Darah yang keluar pada bulan Juli pada 7 hari pertama dihukumi haid berdasar pada masa haid pada bulan Juni, 10 hari terakhir dihukumi istihadloh/penyakit.

Mu’tadah Ghairu Mumayyizah Nasiyat Li adatiha Qadran wa Waqtan

Pengalaman haid tetapi tidak mampu membedakan darah, lupa kebiasaan dari masa haidnya dan waktu keluarnya darah.

Contoh:
Nadia mengeluarkan darah 20 hari dengan warna darah yang sama. Dia lupa masa haidnya dan kebiasaan haidnya, apakah di awal bulan, tengah atau akhir bulan.

Ketentuan hukum:
Nadia dihukumi seperti orang haid dalam hal keharaman bersenang-senang dengan suaminya diantara pusar dan lutut, membaca Quran di luar shalat, menyentuh dan membawa Quran, berdiam di masjid dan melewatinya bila kuatir akan mengotori masjid.
Nadia dihukumi seperti orang suci dalam hal kewajiban menjalankan shalat, puasa, thawaf, talak dan iktikaf. Setiap akan menjalankan shalat fardlu Nadia harus mandi besar

Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah Dzakirah Li adatiha Qadran La Waqtan

Pengalaman haid dan tidak bisa membedakan macam darah, tetapi ingat kebiasaan masa haidnya saja tidak ingat waktunya

Contoh.
Nora berkata, “Biasanya saya haid 5 hari di 10 hari pertama pada awal bulan tetapi saya tidak tahu tanggal berapa mulainya, yang saya yakini setiap hari pertama di awal bulan saya suci. Bulan ini saya mengeluarkan darah sebulan penuh.”

Ketentuan Hukum:
Hari ke 6 dihukumi haid secara yakin, hari ke 1 suci secara yakin sebagaimana 20 hari terakhir. Hari ke 2- hari ke 5 ragu-ragu antara haid dan suci. Begitu juga hari ke 7-10. pada hari yang meragukan antara haid dan sucinya, nora harus menjalani seperti yang dialami Nadia pada contoh sebelumnya.

Skema Penjelas

1234567891111111111222222
0123456789012345
SuciRaguHaidRaguSuci (istihadloh)

Hari pertama yakin suci. Maka seandainya haid yang biasanya 5 hari diawali pada hari ke 2-6 maka hari ke 6 pasti mengalami haid, dengan demikian hari ke 6 diyakini haid. Untuk hari ke 2-5 dan hari ke 7-10 ada kemungkinan haid dan suci (meragukan) harus mandi besar setiap akan sholat

Mu’tadah Ghoiru Mumayyizah Dzakirah Li adatiha Waqtan La Qadran

Pengalaman, tidak bisa membedakan macam darah, tetapi ingat kebiasaan waktunya saja tidak ingat masa haidnya

Contoh:
Rara berkata, “Biasanya saya haid setiap awal bulan, tetapi saya tidak tahu masa haid itu sampai kapan. Pada bulan ini saya mengeluarkan darah selama sebulan penuh.”

Ketentuan Hukum:
Awal bulan dihukumi haid secara pasti. 15 hari terakhir dihukumi suci secara pasti, karena maksimal haid 15 hari. Hari ke 2-15 meragukan antara haid dan suci. Maka pada hari ke 2-15 ini Rara harus menjalani kondisi seperti Nadia dan Nora yaitu: harus mandi setiap akan menjalankan shalat dan hal-hal yang menjadi ketentuan bagi Nadia.

Ketentuan Umum bagi orang yang Istihadloh

  • Wajib sholat dan sah tanpa harus qodlo’.
  • Wajib menjalani puasa selama tidak diyakini haid.
  • Suami boleh menggauli isterinya meski besertaan keluarnya darah. Bila dokter menyatakan hal ini bahaya, maka suami dilarang menggauli atas dasar bahaya itu bukan atas dasar Istihadloh.

Persyaratan Sebelum Shalat bagi Wanita Istihadloh

  • Mensucikan diri dari najis (darah dan lainnya)
  • Menutup lubang tempat keluarnya darah dengan kapas atau yang lain, kecuali bila menyakitkan atau dalam keadaan puasa karena hal itu akan membatalkan puasa.
  • Menggunakan pembalut bila menutup lubang tidak cukup.
  • Bila masuk waktu sholat, harus bersegera mensucikan diri seperti tahapan diatas dan wudlu dengan tidak diselingi istirahat.
  • Bersegera sholat, tidak boleh mengakhirkan kecuali bila untuk kemaslahatan sholat seperti untuk berjamaah

Hal-Hal yang Haram dilakukan Wanita Haid

  • Shalat wajib, sunnah, sujud tilawah, sujud syukur, dan shalat jenazah
  • Thawaf wajib dan sunnah
  • Puasa wajib dan sunnah
  • Melewati area masjid bila khawatir mengotori
  • Berdiam di masjid
  • Ditalak/diceraikan
  • Bersenang-senang dengan suami di antara pusar dan lutut
  • Membaca, Menyentuh dan Membawa al Quran
  • Dikecualikan dari keharaman membaca, apabila untuk belajar membaca bagi pemula atau penghafal al Quran agar tidak lupa
  • Termasuk pula tidak haram, membaca al Quran dengan niatan dzikir, pengobatan, penjagaan atau mengharap barakah al Quran dengan melepaskan diri dari niatan membaca

Perawatan Menstruasi Menurut Tinjauan Syariah

Diterjemahkan dari Kitab Taqriirah al Syadidah (Bab Haid)
Oleh: Raudloh Quds Mustofa
Muallimah Madrasah al Qur’an Li al Banaat PP Nurul Huda
Ramadlan 1427 H.

Didedikasikan
Suami tercinta: Achmad Shampton Masduqi
Anak-anak tercinta: Muhammad Naji Ukkaasyah, Achmad Zainurrohman Naqie Usamah
Mertua: KHA. Masduqi Machfudz, Umi Chasinah Chamzawi
Abah Ibu: KHA. Mustofa Bisri, Ibu Siti Fatmah Basuni
Santri-Santri Madrasah Tahfidzil Quran PP Nurul Huda Mergosono Malang

Barangsiapa yang mempublikasikan artikel ini untuk kepentingan ibadah tanpa seizin penulis, moga mendapat pahala ibadah dari Allah sang Pencipta sejati.