Nasihat Kyai


Edit

Sayid Alwi ibn Salim Alaydrus: Menyambut 10 Muharrom Hari Asyura

Pengantar

Artikel ini, dengan sedikit perubahan redaksi disadur dari risalah almarhum Habib Alwi ibn Ahmad Alaydrus yang dibagikan ke segenap santrinya di Majlis Ta’lim al Islamiy menjelang 10 Muharram 1413 H. Semasa hidupnya Habib Alwi menjadi ulama panutan di kota Malang, Rais Syuriah NU Kota Malang dan kemudian Mustasyar NU hingga beliau wafat. Habib Alwi termasuk ulama yang paling berjasa dalam upaya menghilangkan sekat antara ulama pribumi dan habaib di kota Malang. Secara periodik al Habib menyelenggarakan musyawarah kitab dengan para Kyai di kediamannya. Hingga tidak ada seorang Kyaipun di Kota Malang yang tidak pernah bersentuhan silaturahim dengan beliau. Bersama beliau, semua ulama guyub dalam ke-NU-an. Ketika majalah dakwah belum semarak seperti sekarang ini, pada momen-momen keislaman, beliau membuat selebaran, himbauan, anjuran, peringatan dan hadiah ijazah doa ke segenap lapisan masyarakat di kota Malang.

السلامُ عَلَيْكُمْ وَرحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ الحَمْدُ للهِ الَّذِى هَدَانَا إِلَى دِيْنِهِ القَوِيْمِ. وَسَلَكَ بِنَا سَبِيْلَهُ المُسْتَقِيْمِ . وَلاَ حَولاَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللهِ العَلِيِّ العَظِيْمِ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَإِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ أَحْكِمُ الحَاكِمِيْنَ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ.المَبْعُوثُ رَحْمَةً للعَالَميْنَ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى أَشْرَفِ الأَنْبِيَاءِ وَالمُرْسَلِيْنَ سَيِّدٍنَا وَمَولاَنَا وَحَبِيْبِنَا وَقُرَّةً أَعْيُنِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ.

Alhamdulillah dengan segala pertolongan Allah swt. serta hidayat dan taufiqnya kita saat ini berada pada bulan Muharram yang di dalamnya terdapat tanggal 10 yang terkenal dengan sebutan malam Asyura dan besok harinya hari Asyura .

Semua bulan pasti ada tanggal sepuluhnya, akan tetapi tidak disebut Asyura kecuali tanggal 10 Muharram. Tanggal 10 Muharram disebut Asyura karena memiliki sejarah khusus. Pada masa Rasul-Rasul terdahulu, banyak diantara mereka mendapat kemenangan dan keselamatan dari gangguan penentang-penentang dan musuh-musuh mereka, tepat pada tanggal 10 Muharram (hari Asyura), termasuk Nabi Nuh as. Umatnya yang ingkar, kufur dan syirik dihancurkan serta dibinasakan oleh Allah swt, dengan banjir topan selama enam bulan lamanya. Setelah banjir surut, kemudian Nabi Nuh as dan pengikut-pengikutnya berjumlah kurang lebih 80 orang turun dari kapal dengan aman serta selamat tepat pada tanggal 10 Muharram. Begitu juga Nabi Ibrahim as. keluar dengan selamat dari api unggun yang dinyalakan Raja Namrud untuk membakarnya, tepat pada tanggal 10 Muharram. Allah telah memerintahkan api unggun itu untuk menjadi dingin sehingga nabi Ibrahim tidak terluka sedikitpun. Allah berfirman

قُلْنَا يَا نَارُ كُونِى بَردًا وَسَلاَمًا عَلَى إِبْرَاهِيْمَ.

Kami telah berfirman, "Wahai api jadilah dingin dan selamat atas Ibrahim." (QS: Al Anbiya 69).

Nabi Musa dan ummatnya mendapat kemenangan dan keselamatan dari Allah swt. dengan hancurnya Fir’aun beserta bala tentaranya yang ditenggelamkan Allah di lautan tepat pada 10 Muharram. Karena itu setiap 10 Muharram Nabi Musa berpuasa dengan menghaturkan syukur kepada Allah swt.

Dari kisah-kisah di atas, jelaslah bagi kita bagaimana keistimewaan hari Asyura itu. Pada hari itu pula Allah menerima taubat suatu kaum pada umat terdahulu dan Allah akan tetap menerima taubat kaum-kaum setelahnya pada hari Asyura , sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh al Imam at Tirmidzi dari al Imam Ali ibn Abi Tholib ra.:

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِى صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَسَأَلَ : أَيُّ شَهْرٍ تَأْمُرُنِى أَنْ تَصُومَ بَعْدَ رَمَضَانَ؟ قَالَ: إِنْ كُنْتَ صَائِمًا بَعْدَ رَمَضَان فَصُمْ المُحَرَّمَ, فَإِنَّهُ شَهْرُ اللهِ, فِيْهِ يَوْمٌ تَابَ فِيْهِ عَلَى قَومٍ وَيَتُوبُ عَلَى قَومٍ آخَرِيْنَ

Seorang pria datang kepada Nabi Muhammad saw. dan bertanya: "pada bulan apakah Rasulullah memerintahkan saya berpuasa setelah Ramadan" Beliau Menjawab: "Apabila engkau (ingin) berpuasa setelah Ramadan, berpuasalah pada bulan Muharram, sesungguhnya bulan itu bulan Allah, didalamnya ada hari dimana Allah menerima taubat suatu kaum dan akan menerima taubat kaum-kaum yang lain (yaitu hari Asyura ).

Apabila datang hari Asyura , hari yang istimewa itu, hendaklah kita gunakan kesempatan sebaik-baiknya dengan pelaksanaan tuntunan dan anjuran Nabi Muhammad saw serta ajakan para ulama ahlussunnah wal jamaah agar kita mendapatkan pahala dan keutamaan dalam kehidupan dunia yang sementara ini dan di akhirat yang kekal abadi dengan ridla dan rahmat Allah .

Nabi Muhammad saw pada hari Asyura melakukan puasa dan menganjurkan serta memerintahkannya sebagaimana riwayat al Turmudzi dari Ibn Abbas:

أَمَرَ رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِصَومِ عَاشُوراءَ يَومَ العَاشِرِ

Rasulullah memerintahkan puasa Asyura pada hari kesepuluh (muharram)

Al Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud dan Al Turmudzi meriwayatkan pula dari Sayidah Aisyah ra.:

كاَنَ يَومُ عَاشُورَاء تَصُومُهُ قُرَيْشٌ فِى الجَاهِلِيَّةِ وَكَانَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ و آلِهِ وَسَلَّمَ يَصُومُهُ فِى الجَاهِلِيَّةِ. فَلَمَّ قَدِمَ المَدِيْنَةَ صَامَهُ وَأَمَرَ بَصِيَامِهِ, فَلَمَّ فُرِضَ رَمَضَانَ تَرَكَ يَومَ عَاشُرَاءَ, فَمَنْ شَاءَ صَامَهُ وَمَنْ شَاءَ تَرَكَهُ

Dahulu orang Quraisy pada masa jahiliyyah berpuasa pada hari Asyura . Pada masa jahiliyyah Rasulullah (juga) berpuasa Asyura . Ketika masuk Madinah, Rasullah berpuasa Asyura dan memerintahkan berpuasa Asyura . Kemudian ketika puasa Ramadan diwajibkan, Rasulullah meninggalkan puasa Asyura . Maka barangsiapa berkehendak, dia berpuasa dan baragsiapa berkehendak, dia meninggalkannya.

Al Imam Bukhari, Muslim, Abu Dawud meriwayatkan dari Ibn Abbas:

قَدِمَ النَّبِّيُ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ المَدِيْنَةَ فَرَأَى اليَهُودَ تَصُومُ عَاشُرَاءَ فَقَالَ لَهُمْ : مَاهَذَا؟ قَالُوا: هَذَا يَومٌ صَالِحٌ, هَذَا يَومٌ نَجَّى اللهُ بَنِى إِسْرَائِيْلَ مِنْ عَدُوِّهِمْ فَصَامَهُ مُوسَى, قَالَ : فَإِنَّا أَحَقُّ بِمُوسَى مِنْكُمْ فَصَامَهُ وَأَمَرَ بِصِيَامِهِ.

Ketika Nabi Muhammad datang di Madinah, beliau melihat kaum Yahudi berpuasa pada hari Asyura , maka beliau bertanya :"Apa ini?" mereka menjawab:"Ini hari baik, ini adalah hari dimana Allah menyelamatkan Bani Israil dari musuh mereka, maka berpuasalah Nabi Musa". Nabi bersabda: "Maka akulah lebih berhak dengan Musa dari kalian, kemudian beliau berpuasa dan memerintahkan untuk berpuasa Asyura .

Al Imam Bukhari, Muslim meriwayatkan dari Abu Musa ra, ia berkata:

كاَنَ أَهْلُ خَيْبَرْ يَصُومُونَ يَومَ عَاشُورَاءَ وَيَتَّخِدُونَهُ عِيْدًا وَيَلْبِسُونَ نِسَاءَهُمْ فِيْهِ حُلِّيَّهُمْ وَشَارَتَهُمْ. فَقَالَ رَسُولُ اللهَِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ : فَصُومُوهُ أَنْتُمْ.

Dahulu penduduk khaibar berpuasa hari Asyura dan mereka menjadikannya hari raya serta memaikan istri-istri mereka perhiasan-perhiasan mereka dan tanda-tanda keindahan mereka, lalu bersabda Rasulullah SAW : maka berpuasalah kalian.

Dari keutamaan puasa Asyura itu, Rasulullah SAW memerintahkan seorang pria untuk mengadakan pengumuman dan seruan pada hari penting itu disekitar kota Madinah, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Albukhoriy, Muslim dan Annasaiy dari Salamah bin Akwa" r.a. ia berkata:

أمر النبي صلى الله عليه واله وسلم رجلا من أسلم أن أذن في الناس أن من كان أكل فليصم بقية يومه, ومن لم يكن يأكل فليصم, فإن اليوم يوم عاشوراء.

Nabi Muhammad s.a.w. telah memerintahkan seorang pria dari suku Aslam, harap umumkanlah pada orang-orang itu bahwa siapa yang telah makan, maka hendaklah puasa (merupa orang puasa) pada sisa harinya dan siapa yang belum makan, maka hendaklah berpuasa, karena sesungguhnya hari ini hari Asyura .

Demikian juga sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Albukhoriy dan Muslim dari Rubaiyi' binti Mu'awwith r.a. ia berkata:

أرسل رسول الله صلى الله عليه واله وسلم غداة عاشُوراء إلى قرى الأنصار التي حول المدينة : من كان أصبح صائما فليتم صومه, ومن كان أصبح مفطرا فليتم بقية يومه. فكنّا بعد ذلك نصومه ونصوم صبياننا الصغار منهم إن شاء الله ونذهب الى المسجد فنجعل لهم اللعبة من العهن, فإذا بكى أحدهم على الطعام أعطيناها إياه إلى الإفطار.

Rasulullah s.a.w. mengutus pada hari pagi Asyura ke desa-desa Al-ansor yang terletak di sekitar Madinah. Siapa yang berada pagi-pagi puasa maka hendaklah menyempurnakan puasanya dan siapa yang berada pagi-pagi tidak puasa, maka hendaklah menyempurnakan sisa harinya (sebagaimana orang puasa), maka kita dahulu setelah itu memuasainya dan memuasakan anak-anak mereka insya Allah dan kita pergi ke masjid lalu kita membuatkan mereka permainan dari kapas, apabila salah satu dari mereka menangis meminta makanan, kita berikan mainan itu hingga waktu berbuka tiba.

Rasulullah SAW sangat memperhatikan dan mengutamakan adanya puasa Asyura sebagaimana yang tela diriwayatkan oleh Al Bukhory dan Muslim:

وقال ابن عباس رضى الله عنه : ما رايت رسول الله صلى الله عليه واله وسلم يتحرى صيام يوم فضله على غيره إلا هذا اليوم يوم عاشوراء, وهذا الشهر شهر رمضان.

Ibnu Abbas berkata : saya tidak melihat Rasulullah memperhatikan suatu puasa yang beliau utamakan dari lainnya selain puasa pada hari ini yakni hari Asyura dan puas pada bulan ini yakni bulan Ramadan.

Disamping kita berpuasa pada tanggal sepuluh muharram (Asyura'), hendaklah kita juga berpuasa pada tanggal sembilannya (tasu'a) dan tanggal sebelasnya, karena ada beberapa hadist Nabi Muhammad SAW yang diriwayatkan oleh Muslim dan Abu Dawud dari Ibnu Abbas r.a.

صام رسول الله صلى الله عليه واله وسلم يوم عاشوراء وأمر بصيامه , قالوا : يا رسول الله إنه يوم تعظمه اليهود والنصارى, قال : فإذا كان العام المقبل إن شاء الله صمنا اليوم التاسع, فلم يأت العام المقبل حتى توفي رسول الله صلى الله عليه واله وسلم.

Rasulullah SAW berpuasa pada hari Asyura dan memerintahkan untuk memuasainya. Sahabat berkata : Ya Rasulullah, sesungguhnya itu adalah hari yang diagungkan oleh orang-orang yahudi dan orang-orang nasrani. Beliau bersabda : tahun depan jika kita masih bisa menjumpainya Insya Allah kita berpuasa pada hari tasu'a. Lalu tidak datang tahun berikutnya hingga wafat Rasulullah SAW.

Dan sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Ahmad bin Hanbal dari Ibnu Abbas:

قال رسول الله صلى الله عليه واله وسلم : صوموا يوم عاشوراء وخالفوا اليهود, وصواموا قبله يوما وبعده يوما.

Rasulullah SAW bersabda : Puasalah kalian pada hari Asyura , bedakanlah dengan orang-orang yahudi, berpuasalah satu hari sebelum dan sesudahnya.

Demikian Rasulullah SAW menunjukkan keutamaannya disamping pahalanya besok di hari akhirat sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh Imam Muslim, Abu Dawud, At Turmudzi dan An Nasa'i dari Qotadah r.a bahwa Nabi Muhammad SAW bersabda:

صيام يوم عاشوراء إنى أحتسب على الله أن يكفر السنة التى قبله.

Puasa hari Asyura , sungguh aku berharap kepada Allah untuk melebur dosa tahun yang lalu.

Telah diriwayatkan juga oleh Imam Muslim dari Abi Qotadah r.a bahwa Rasulullah SAW pernah ditanya tentang puasa Asyura , beliau menjawab

يكفر السنة الماضية

dosa-dosa setahun yang lalu.

Dosa-dosa yang terlebur karena amal-amal ibadah itu adalah dosa-dosa kecil, adapun dosa-dosa besar, harus melalui taubat dengan mengikuti syarat-syaratnya. Termasuk apa yang hendaknya kita lakukan pada hari Asyura , ialah memperluas belanja rumah tangga, sebagaimana yang telah diriwayatkan oleh At Tobarony dan Al Baihaqy dari Abu Said Al Khudry r.a dari Nabi Muhammad SAW.

من وسع على عياله فى يوم عاشوراء وسع الله عليه فى سنة كلها

yang meluaskan belanja bagi keluarganya pada hari Asyura niscaya Allah meluaskan baginya dalam setahun sepenuhnya.

Pada masa Imam Syafi'i ada seorang ulama besar yang bernama Al Imam Sufyan bin Uyainah r.a

جربنا العمل بهذا الحديث خمسين أو ستين سنة فوجدنا كذالك.

telah mengalami dengan ini hadist lima puluh tahun atau enam puluh tahun maka kami mendapatkannya yang demikian itu nyata.

Menambah uang belanja dan bersodaqah kepada keluarga ialah untuk kepentingan rumah tangga dengan cara-cara yang sesuai dengan hukum syar'iy. Perluaslah shadaqah pada kaum fakir miskin serta berilah santunan pada anak-anak yatim, disamping kita memperbanyak amal-amal ibadat yang lain, gunakan pula kesempatan sebaik-baiknya untuk taqarub.

Terpenting, gerakkanlah upacara pembacaan doa Asyura yang telah dirintis oleh ulama-ulama ahlussunnah wal jamaah demi kepentingan, kemaslahatan dan keselamatan kita serta keberkahan umur dan hayat kita masing-masing di dalam dunia yang sementara ini dan terutama di dalam akhirat yang kekal abadi dengan ridlo, rahmat Allah serta syafaat Nabi Muhammad.