Yang terbaru di PPSSNH


Edit

PP RMI NU Programkan Gerakan #AyoMondok, PPSS Nurul Huda Mergosono Seminarkan Kepesantrenan

Pada tanggal 8-9 Juni, sekitar 250 siswa SMAN 02 Malang akan datang ke Pondok Pesantren Nurul Huda Mergosono Malang. Kedatangan tidak lain adalah untuk mengikuti beberapa rangkaian acara pesantren Ramadhan yang dibingkai model acara seminar. Salah satu materi yang akan diseminarkan dalam acara tersebut adalah tentang kepesantrenan. Materi kepesantrenan dimasukan dalam rangkaian seminar sebagai respon dari Gerakan Nasional ‪#‎Ayo‬Mondok.

Gerakan Nasional #AyoMondok yang diluncurkan pada 1 Juni 2015 M/ 15 Sya’ban 1436 H oleh Nahdlatul Ulama (NU) sudah genap satu tahun. Gerakan yang berada di bawah koordinasi Pengurus Pusat Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama (PP RMI) ini telah mematangkan program kerja dengan merumuskan program-program teknis, orientasi program, dan rekomendasi program dengan menggelar Silaturahmi Nasional (Silatnas) perdana.

Tentang pendidikan pesantren, dalam sebuah artikel yang berjudul Pesantren Kuno, pengasuh PPSS. Nurul Huda bidang Tarbiyah wa Ta’lim, KH. Achmad Shampton menuliskan,

"Bagi masyarakat pesantren, pendidikan tidak hanya sekedar transfer ilmu dari guru kepada murid. Tetapi seorang guru di lingkungan pesantren harus mampu menjadi uswah hasanah bagi muridnya. Bukan sekedar mengajarkan ilmu tapi juga mendoakan muridnya."

"Pekerjaan guru--umumnya di Indonesia--bukanlah profesi yang dapat diandalkan sebagai sumber pendapatan. Dalam khazanah pesantren, term 'seseorang mengajar' lebih bernuansa pada menjalankan amanat sebagai seorang yang berilmu.”

Lanjut Kyai yang akrab disapa Gus Thon tersebut.

Beliau melanjutkan dalam tulisannya bahwa bahkan saking besarnya motivasi keikhlasan dalam interaksi keilmuan ini, pak kyai tidak mau menggunakan kitab-kitab modern yang dikarang dengan tujuan komersil, yang tidak didasari keikhlasan lillah dan semata-mata nashru al ilm. Lebih dari itu, pak kyai juga menolak sumbangan dari pemerintah karena ketidakjelasan sumber dananya, yang bisa jadi berasal dari pajak prostitusi, miras, dan hal lain yang dilarang agama.

"Sehingga muncul interaksi ruhaniyah antara guru dan murid melalui upaya saling mendoakan sebagai wujud ucapan terima kasih. Ciri khas inilah yang sulit kita temui di lembaga pendidikan non-pesantren,"

tulis Gus Thon dalam artikelnya.

“Gerakan Nasional AyoMondok yang diluncurkan PP RMI NU tersebut mempunyai konsekoensi bahwa pondok pesantren wajib berbenah diri dengan optimal dari berbagai aspek agar mampu menciptakan lembaga dan lulusan berkualitas ala pesantren. Kita ingin masyarakat tahu bahwa santri itu keren, pesantren itu keren, dan mondok itu keren”,

kata KH. Luqman Harits Dimyathi selaku koordinator gerakan AyoMondok saat Silatnas Gerakan #AyoMondok di Pasuruan sebagimana dimuat di website resmi Pemkab Pasuruan.

KH. Luqman juga menyatakan bahwa gerakan ini didukung oleh para pengasuh pondok pesantren di seluruh Indonesia. Saat ini setiap pesantren sedang mempersiapkan diri untuk menyosialisasikan gerakan nasional AyoMondok ke semua santri dan seluruh lapisan masyarakat.

Berangkat dari Gerakan #AyoMondok tersebutlah, PPSS Nurul Huda ingin ikut andil memperkenal dunia pesantren ke lapisan masyarakat umum dengan menseminarkan kepesantrenan yang akan digelar di PPSS. Nurul Huda Mergoson Malang pada tanggal 09 Juni 2016 besok ini.

Seminar yang akan diisi oleh Lurah PPSS. Nurul Huda periode 2013-2016, Ust. Aceng Umar Masykur tersebut rencana akan membahas materi dasar-dasar kepesantrenan, yakni sepereti pengertian pesantren, asal-usul pesantren, unsur-unsur pesantren, karakteristik pendidikan pesantren, sumbangsih pesantren terhadap Bangsa Indonesia, dan lain-lain.Semoga seluruh acara lancar tanpa halangan suatu apapun. Semoga acara membawa berkah dan manfaat untuk semua pihak yang terlibat. Allahumma amin.