Bahtsul Masail Diniyah


Edit

Mogok makan sebagai cara unjuk rasa

Usulan dari almarhum KH. Imron Hamzah

Unjuk rasa sering dilakukan dalam rangka penyampaian kritik terbuka, protes atas kebijaksanaan/perlakuan, upaya memaksakan tuntutan kepada Pemerintah atau Instansi/Lembaga dan perusahaan. Selain diwarnai pengerahan sejumlah massa, menggelar orasi, memperlihatkan spanduk berisi tuntutan, membagi-bagikan selebaran, aksi menduduki gedung pemerintah, memblokir jalan masuk, mogok kerja dan sering pula unjuk rasa itu disertai dengan aksi mogok makan selama beberapa hari.

Dampak mudlarat dari aksi mogok makan itu bisa membuat pelaku pingsan, jatuh sakit kelelahan, bahkan sampai meninggal dunia. Padahal dalam Islam masa terlama untuk menahan diri dari makan minum berhubung ibadah puasa adalah 12 jam, serta haram dilakukan wishal.

Pertanyaan

  1. Apakah aksi mogok makan (dan minum) yang dilakukan seseorang atau sekelompok orang dalam rangka unjuk rasa, protes atau menuntut sesuatu dibenarkan menurut Islam?
  2. Bagaimana pula bila aksi mogok makan itu dinadzarkan selama tuntutan yang bersangkutan belum dikabulkan?

Jawaban

1. Aksi mogok makan dan minum dalam rangka unjuk rasa, protes atau menuntut sesuatu dibenarkan apabila:

  • dilakukan sebagai alternatif terakhir dalam rangka amar makruf atau menuntut haknya.
  • tidak mengandung madlorot/tahlukah (membahayakan / mencelakai diri sendiri)

Dasar Pengambilan*

1. Nihayatuz zain halaman 360

وَشَرْطُ وُجُوبِ الأَمْرِ وَالنَّهْيِ عَلَى مُكَلَّفٍ أَنْ يَأْمَنَ عَلَى نَفْسِهِ وَعُضْوِهِ وَمَالِهِ وَإِنْ قَلَّ كَدِرْهَمٍ وَعِرْضِهِ وَعَلَى غَيْرِهِ بِأَنْ لَمْ يَخَفْ مَفْسَدَةً عَلَيْهِ أَكْثَرَ مِنْ مَفْسَدَةٍ المُنْكَرِ الوَاقِعِ وَيَحْرُمُ مَعَ الخَوفِ عَلَى الغَيْرِ مَعَ خَوفِ المَفْسَدَةِ المَذْكُورَةِ

Syarat wajib amar makruf nahi mungkar bagi setiap mukallaf adalah: rasa aman/keselamatan bagi dirinya, anggota badannya, dan hartanya meskipun sedikit semisal satu dirham, juga keselamatan kehormatannya, dan keselamatan orang lain, dengan tidak ada kekhawatiran terjadi kerusakan yang lebih besar dari kemungkaran tersebut, dan haram: apabila khawatir mencelakakan orang lain serta terjadi kerusakan

2. Bujairimi ala al minhaj juz 4 halaman 248

وَبِأَمْرٍ بِمَعْرُوفٍ وَنَهْيِ عَن مُنْكَرٍ أى الأَمْرُ بِوَاجِبَاتِ الشَّرْعِ وَالنَّهْيِ عَنْ مُحَرَّمَاتِهِ إِذَا لَمْ يَخَفْ عَلَى نَفْسِهِ او مَالِهِ او عَلَى غَيْرِهِ مَفْسَدَةً اعْظَمُ مِنْ مَفْسَدَةٍ المُنْكَرِ الوَاقِعِ - وَلاَ يُنْكَرُ إِلاَّ مَا يَرَى الفَاعِلُ تَحْرِيْمَهُ (قَولِهِ عَلَى نَفْسِهِ) أى وَعِرْضِهِ م ر او عَلَى غَيْرِهِ وَيَخْرُمُ مَعَ الخَوفِ عَلَى الغَيْرِ إه

Wajib memerintahkan kewajiban syar'iah dan mencegah kemungkaran/muharromat apabila tidak mengkhawatirkan atas dirinya atau hartanya atau diri orang lain akan terjadi mafsadah/kerusakan yang lebih besar dari bahaya mafsadah kemungkaran yang telah terjadi, dan tidak wajib ingkar kecuali atas perkara yang haram menurut keyakinan pelaku perbuatan tsb.

3. Is-adur Rofiq Juz 1 halaman 67

وَلاَ يُقَدَّرُ عَلَيْهِ بِاليَدِّ وَلاَ بِاللِّسَانِ فَيَجِبُ عَلَيْهِ الإِنْكَارُ بِقَلْبِهِ ... إِلَى أَنْ قَالَ: وَلاَيَبْعَدُ كُونُ المَعْنَى فَلْيُغَيِّرُ بِهِمَّةِ قَلْبِهِ وَدُعَائِهِ رَبُّهُ فَإِنَّ هِمَّةَ الرِّجَالِ تَهْدُمُ الجِبَالَ كَمَا قَالَ ابو عَبْدِ اللهِ القُرَشِ لأَصْحَابِهِ: إِنْكَارُ المُنْكَرِ بِالبَاطِنِ مِنْ حَيثُ أَكْلِ أَتَمُّ مِنْهُ بِالظَاهِرِ مِنْ حَيْثُ المَقَال إه

4. Al Jamal ala Sarhi al Minhaj Juz 5 halaman 182

وَشَرْطُ وُجُوبِ الامْرِ بِالمَعْرُوفِ أَنْ يَأْمَنَ عَلَى نَفْسِهِ وَعُضْوِهِ وَمَالِهِ وَإِنْ قَلَّ كَمَا شَمِلَهُ كَلاَمُهُمْ بَلْ وَعِرْضِهِ كمَا هُوَ ظَاهِرٌ وَعَلَى غَيْرِهِ بِأَنْ يُخَافُ عَلَيْهِ مَفْسَدَةٌ أَكْثَرُ مِنْ مَفْسَدَةٍ المُنْكَرِ الوَاقِعِ وَيَحْرُمُ مَعَ الخَوفِ عَلَى الغَيْرِ وَيُسَنُّ مَعَ الخَوفِ عَلَى النَّفْسِ وَالنَّهْيِ عَنِ الإِلْقَاءِ بِاليَدِّ إِلَى التَّهْلُكَةٍ مَخْصُوصٍ بِغَيْرِ الجِهَادِ وَنَحْوِهِ كَمَكْرِهِ عَلَى فِعْلٍ حَرَامٍ غَيْرِ زِنَا وَقَتْلٍ وَإِنْ يَأمَنَ أَيْضًا أنَّ المُنْكَرَ عَلَيْهِ لاَيَقْطَعُ نَفَقَتُهُ وَهُوَ مُحْتَاجٌ إِلَيْهَا وَلاَ يُرِيْدُ عِنَارًا وَلاَ يَنْتَقِلُ إِلَى مَا هُوَ افْحَشُ وَسَوَاءٌ فِى لُزُومِ الإِنْكَارِ أظُنُّ أنَّ المَأْمُورَ يَمْتَثِلُ ام لاَ انْتَهَت

5. Is-adur Rofiq juz 2 halaman 68

وَيَأْمُرُ وَيَنْهَى نَحْوَ السُلْطَانِ بِوَعْظِ ثُمَّ يَخْشَى لَهُ إِن لَمْ يُخَفْ ضَرَرُهُ وَلَهُ ذَلِكَ وَإِن اَدَّى لِقَتْلِهِ لِلْحَديْثِ الصَحِيْحِ وَأفْضَلُ الشُّهَدَاء حَمْزَة, وَرَجُلٌ قَامَ إِلَى الإِمَامِ جَائِزٌ فَأمَرَهُ وَنَهَاه فَقَتَلَهُ. وَلَو رَأى بَهِيمَةً تَتلُفُ مَالَ غَيِرِهِ لَزِمَهُ كَفَّهَا إِنْ لَمْ يَخَفْ وَمَنْ وَجَدَهُ يُرِيْدُ قَطْعُ طُرُقِ نَفْسِهِ مَنَعَهُ وَإِنْ أَدَّى لِقَتْلِهِ وَكَذَا يُمْنَعُ مَنْ رَآه يُرِيْدُ إِتْلاَف مَالِهِ او دبر حليلته وإن ادى لقتله إه

6. I'anatut Thalibin juz 4 halaman 183

قال فى الروض وشرحه ولا يسقُطُ الامر بالمَعرُوفِ والنهى عن المنكر الا لخوف منهما على نفسهِ او مَالِهِ او عضْوِهِ او بضعه او لخوف مفسدة اكثر من مفسدة المنكر الواقع او غلب على ظنه ان المرتكب يزيد فيما هو فيه عنادا اه

2. Hukum nadzar mogok makan tidak sah (tidak harus dipenuhi) bahkan hukumnya haram apabila aksi mogok tersebut mengarah kepada tindakan maksiat seperti untuk menuntut sesuatu yang bukan haknya atau mencelakakan diri.